SENANDUNG KEMATIAN
Tak tertakar waktu ketika engkau berhasil menganyam langkah
Menapaki jejalan kampung renta menyisahkan jejak di pedalaman keruh
Di bawah langit kesumba tua yang telah selesai menyibak senja
Hampaan huruf-huruf namamu
Menenggelamkanku pada rindu pusaran tanah kelahiran
Juga wajah yang kau kenakan setiap pagi datang
Ronanya memancar menyepuh kaca-kaca jendela hatiku
Mengusir sepi pada kemayu sapa dan lakumu
Oo, mungkin saja kau mensketsa inginku disetiap lakon
Mimpi-mimpi yang tak pernah selesai aku perankan sejak subuh tadi
Hingga kau melabuhkan duka lewat siulan burung-burung
Mencipta senandung kematian
Kini waktu berhenti tepat semua musim menyatu
Saat jerit tangis maut bernyanyi, mengalun
Jauh menyelusup dikedalaman matamu
ZHETA
kau namai dirimu lukisan
jalan menuju mata hatiku
Kendari, Maret 2009
.
Posting Komentar